Thursday, February 28, 2008

Pepes Tae Burung

Di sebuah rumah, hiduplah seorang anak laki-laki dan Bapaknya. Pada saat itu sang Bapak dalam keadaan sakit parah dan dokterpun telah angkat tangan dengan penyakit yang dideritanya, karena keadan tersebut dia dan Anaknya telah pasrah dengan apa yang akan menimpa dirinya. Sang anakpun selalu berada disisinya sebagai tanda bakti terhadap orang tua.
Sampai satu saat sang bapak menyampaikan satu permintaan kepada anaknya.

Bapak : Anakku sudikah engkau mengabulkan permintaanku
(dengan nada lirih dan terputus-putus)
Anaknya terhentak dari lamunannya dan memegang tangan Bapaknya sambil
berkata.
Anak : Apapun yang bapak minta akan saya penuhi, pak.....
Bapak : Engkau sungguh anakku yang baik dan dapat menyenangkan hati
orangtua.
Anak : Itu semua sudah kewajiban saya pak, sekarang apa yang bapak
inginkan ?
Bapak : Anakku, tolong buatkan aku pepes tae burung
Dengan setengah terheran sang anak menjawab
Anak : Bapak kok macam-macam aja, apa tidak ada permintaan yang lain
Bapak : Apa kamu tega menolak permintaanku ini, anggaplah ini permintaanku yang terakhir
(dengan mata berkaca-kaca)

Dengan rasa berat hati dan takut akan dosa karena membantah apa yang
diminta bapaknya, maka dia menurut saja.
Anak : Baiklah pak, saya akan siapkan sebentar
Bapak : Terima kasih nak..., engkau sungguh anak yang dapat menyenangkan hati orang tua
(dengan nada tenang dan tatapan yang teduh)
Lalu dia pergi dari sisi tempat tidur untuk melaksanakan permintaan bapaknya.
Tak lama waktu berselang, sang anakpun datang dengan membawa piring berisikan permintaan Bapaknya. Sang anak pun berkata
Anak : Ini pak, saya bawakan yang Bapak minta
Bapak : Terima kasih anakku, engkau sungguh anak yang berbakti pada orang tua, kelak engkau akan mendapatkan balasan yang setimpal
Anak : Amin......

Belum sempat sang anak menarik nafas, sang Bapakpun berbicara lagi
Bapak : Anakku sebelum aku pergi meninggalkan dunia yang fana ini, sudikah engkau mengabulkan satu lagi permintaanku ?

Anak : Katakanlah pak, aku akan senantiasa mengabulkannya untuk kebaikan bapak
Bapak : Engkau sungguh bijaksana anakku, aku bangga padamu. Tak sia-sia selama ini aku mendidikmu
Anak : Sudahlah pak, sekarang apakah permintaan Bapak itu
Bapak : Tolong kamu cicipi pepes kotoran burung itu

Sang anakpun menjadi serba salah mengingat kata-kata bapaknya, dengan berat hati dan takut akan ada penyesalan kelak melihat keadaan bapaknya yang tak ada harapan untuk hidup, maka dia pun mengabulkan permintaan bapaknya Setelah itu sang bapak pun berbisik kepada anaknya
Bapak : Anakku, bagaimana rasanya ? Katakan dengan jujur
Dengan muka merah padam sang anakpun menjawab....

Anak : Tidak enak pak....
Dengan nafas terengah-engah dan menahan rasa sakit yang amat sangat, sang Bapak menyahut
Bapak : Lu aja yang sehat 'ngga enak, apalagi gue yang sakit !!!!!

Lalu sang Bapak pergi dengan tenang untuk selam-lamanya ...

No comments: