Wednesday, July 16, 2008

KEINGINAN YANG BATAL MENDADAK

Seorang anak muda bernama Djaliteng karena keadaan keluarganya berantakan akhirnya kehidupan pribadinya ikut berantakan . Putus sekolah ,tidak betah dirumah , cekcok terus dengan ayah - ibunya . Begitu pula dengan saudara saudara yang lain tidak pernah cocok , sehingga hidupnya banyak dihabiskan di jalan jalan bersama teman teman senasib .

Kebutuhan hidup terus menuntut , akhirnya sampai juga pada tindakan kriminilitas ,mula mula dilakukan hanya karena kebutuhan perut , tetapi lama - kelamaan menjadi mata pencaharian tetap , tanpa harus kerja susah payah , dengan modal gertak dan kekuatan dia sudah bisa mendapatkan hasil yang lumayan . Akhirnya dia ditangkap oleh aparat keamanan dan dijebloskan ke dalam penjara .

Didalam penjara dia mulai merenungi nasib dan flash back mencari sebab mengapa sampai jadi begini . Di penjara dia mendapat bimbingan rohani yang cukup , dilatih ketrampilan dasar bagi mereka yang memang putus sekolah , sehingga nantinya diharapkan setelah selesai menjalani hukuman mereka akan bisa hidup mandiri dengan bekal ketrampilan yang ada untuk hidup ditengah masyarakat .

Djaliteng mulai menelusuri kebelakang , apa saja yang sudah dilakukannya dalam hidup ini . Ternyata banyak hal yang memang tidak diketahuinya dan belum pernah terpikirkan untuk melakukannya yaitu menolong sesama orang lain tanpa pamrih . Setelah menjalani bulan demi bulan , tahun demi tahun dia memutuskan setelah keluar dari penjara nanti akan menjadi seorang Pandeta saja .

Alkisah keluar dari penjara , mendapat surat rekomendasi dari Pandeta yang membimbing dia langsung menuju pusat Seminari yang disarankan oleh Pak Pandeta , sudah dibulatkan tekadnya akan menjadi Pandeta yang baik dan akan hidup untuk menolong orang lain , mengkesampingkan kepentingan pribadi .
Anggap saja sebagai penebus dosa lah

Dipusat Seminari Djaliteng bertemu dengan Pak Kepala yang bertanggung jawab , dan mengutarakan maksudnya , sambil menunjukan surat rekomendasi dari Pak Pandeta . Pak Kepala menyambut baik maksud Djaliteng , apalagi setelah membaca surat rekomendasi dan riwayat hidupnya yang terpampang jelas didalam surat tsb . Setelah urusan administrasi selesai , Pak Kepala langsung mengadakan wawancara dengan Si Djaliteng.

Apakah tekadmu sudah bulat untuk memilih jalan ini sebagai pilihan yang terakhir , anakku.. ? , tanya Pak Kepala

Sudah saya pertimbangkan sejak ada dipenjara Bapa , jawab Djaliteng

Bersediakah kamu melakukan test awal yang menjadi titik tolak keberhasilanmu selanjutnya , Pak Kepala bertanya lagi sambil menatap kewajah Djaliteng . Yang ditatap menjawab dengan penuh kepastian

Apapun akan saya lakukan , Bapa , jawab Djaliteng

Baiklah kalau memang tekadmu sudah bulat , pertama kali kamu akan masuk kedalam ruangan tertutup dalam keadaan bugil , diatas burungmu akan dipasang suatu alat semacam detektor , jikalau burungmu bangun dan menyenggol alat itu , maka dia akan mengeluarkan bunyi , kata Pak Kepala lagi .

Baiklah Bapa .., jawab Djaliteng dalam hati berkata , gampang banget

Masuklah Djaliteng kedalam ruangan yang ditunjuk oleh Pak Kepala dalam keadaan bugil dan diatas burungnya dipasang detektor . Ternyata ruangan itu kosong , sangat bersih dan terang sekali . Yang ada hanyalah patung Bunda Maria dan Salib Yesus yang terpampang didinding . Lima menit berlalu dalam keadaan sunyi dan sepi . Tak lama kemudian pintu terbuka , masuklah seorang wanita cantik dan tersenyum pada Djaliteng . Si Cantik lansung mengunci pintu , tanpa berkata apa apa sambil terus tersenyum pada Djaliteng mulailah dia membuka pakaiannya satu persatu , sampai keadaannya sama seperti Djaliteng . Si Djaliteng yang sudah lama dipenjara dan jarang melihat wanita apalagi dalam keadaan bugil kontan saja si burung tidak bisa diajak kompromi langsung bangun dan menyenggol detektor , sehingga menimbulkan suara yang cukup keras . Dengan cepat Si Cantik segera mengenakan pakaiannya lagi dan segera berlalu dari ruangan sambil tetap meninggalkan senyum manisnya.

Pak Kepala masuk dan berkata , Ternyata alam pikiranmu masih terlalu dipengaruhi oleh hal yang berbau duniawi , anakku .

Berilah saya waktu sebulan lagi untuk mencobanya sekali lagi sambil latihan berkonsentrasi , Ya Bapa, Kata Djaliteng.

Sebulan kemudian dia datang lagi menemui Pak Kepala . Dia bertemu lagi dengan Si Cantik . Mula mula Djaliteng biasa saja dan alarmpun tidak berbunyi , tapi begitu Si Cantik mulai menggerakkan tubuhnya dengan gaya yang aduhai , mulailah Djaliteng blingsatan , akhirnya alarm berbunyi lagi

Dia menjadi putus asa , tapi karena tekadnya sudah bulat , dia minta waktu satu bulan lagi , dengan perjanjian untuk test yang akan datang dirubah caranya , dia juga minta ditemani oleh beberapa orang yang sudah lulus test tapi masih digembleng disana. Pak Kepala setuju , satu bulan kemudian Djaliteng datang lagi untuk menjalani test.

Pada waktunya Djaliteng meminta Pak Kepala untuk melihat dahulu teman teman yang sudah lulus test , apakah betul mereka bisa bertahan dengan keadaan seperti itu . Maka masuklah lima orang para calon pandeta yang sudah lebih dahulu ada disitu kedalam ruangan itu . Lima menit kemudian masuklah Si Cantik , Djaliteng menunggu diluar , sepuluh menit berlalu tanpa ada alarm yang berbunyi , dia penasaran dan mengintip lewat lubang kunci , Si Cantik sudah membuka bajunya , Djaliteng penasaran dia tunggu lagi , tiga puluh menit berlalu , tanpa ada suara alarm . Akhirnya Djaliteng nekad , wah mereka bisa masa saya nggak bisa . Masuklah Djaliteng kedalam ruangan , dilihatnya Si Cantik sedang menggoyang goyangkan tubuhnya dengan gerakan yang lebih aduhai dari
yang dia lihat sebelumnya , tetapi tak ada alarm berbunyi .

Djaliteng tidak tahan melihat Si Cantik maka dia mendekati patung Bunda Maria dan bersujud sambil berdoa untuk meminta ampun , mungkin dia memang belum bisa meninggalkan nafsu dari pikirannya . Pada saat dia berjongkok dan bersujud itulah tiba – tiba dia mendengar bunyi alarm yang bersahut sahutan dari detektor yang dipakai oleh para calon pandeta yang ada didalam , dia terkejut setengah mati dan diputuskannya untuk segera keluar dari ruangan itu dan membatalkan keinginannya menjadi Pandeta.

No comments: