Di suatu acara kelulusan SD seorang ibu sedang mencoba memotret anaknya yang baru lulus SD. Sang ibu menyuruh sang Ayah untuk ikut berpose bersama dengan si anak, dan memberi beberapa instruksi.
"Ayo ... bergayalah dengan gaya yang alami, jangan terkesan dibuat-buat," kata ibu.
"Nak ... rangkullah ayahmu, lingkarkan tanganmu di bahu ayahmu."
Lalu sang ayah menyahut, "Ibu ini macam-macam aja. Kalau mau gaya kami terlihat alami, kenapa tidak kau suruh anak kita untuk menaruh tangannya di dompetku."
Memiliki Nasib yang Lebih Parah dari Seorang Pengemis
Pengemis : "Kasih saya Rp. 500,00 untuk makan Tuan!"
Tuan rumah : "Tidak punya!"
Pengemis : "Kasih saya Rp. 300,00 untuk bubur, Tuan!"
Tuan rumah : "Tidak punya!"
Pengemis : "Kasih saya Rp. 100,00 untuk segelas teh, Tuan!"
Tuan rumah : "Tidak punya!"
Pengemis : "Wah...ternyata nasib Tuan lebih parah dari nasib saya!"
"Ayo ... bergayalah dengan gaya yang alami, jangan terkesan dibuat-buat," kata ibu.
"Nak ... rangkullah ayahmu, lingkarkan tanganmu di bahu ayahmu."
Lalu sang ayah menyahut, "Ibu ini macam-macam aja. Kalau mau gaya kami terlihat alami, kenapa tidak kau suruh anak kita untuk menaruh tangannya di dompetku."
Memiliki Nasib yang Lebih Parah dari Seorang Pengemis
Pengemis : "Kasih saya Rp. 500,00 untuk makan Tuan!"
Tuan rumah : "Tidak punya!"
Pengemis : "Kasih saya Rp. 300,00 untuk bubur, Tuan!"
Tuan rumah : "Tidak punya!"
Pengemis : "Kasih saya Rp. 100,00 untuk segelas teh, Tuan!"
Tuan rumah : "Tidak punya!"
Pengemis : "Wah...ternyata nasib Tuan lebih parah dari nasib saya!"
No comments:
Post a Comment