Thursday, March 12, 2009

Ketawa Tertawa Dongeng Hot

Teman Baik

"Isterimu sedang main gila dengan teman baikmu!"
"Apa?" Prokovnik terkejut. "Saya mau intip lewat lubang
kunci."
Beberapa menit kemudian Prokovnik datang menjumpai tetangganya
dengan marah. "Kamu penipu! Mengapa kamu katakan orang itu teman
baikku? Saya belum pernah mengenalnya sedikitpun. Apa sih maksudmu?"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Baju

Seorang Sheik Arab masuk ke toko busana wanita terlengkap di London.

"Bisa saya bantu?" sambut pelayan toko.
"Saya mau lihat-lihat dahulu," kata Sheik itu.
Sheik itu kemudian beranjak dari rak ke rak berikutnya.
Tiba-tiba ia berseru gembira, "Aha, ini dia yang disukai isteri
saya. Apa stok baju seperti ini cukup banyak?"
"Perlu berapa banyak, pak? Kalau sekitar seratus baju rasanya
ada," jawab pelayan toko.
"Bagus. Kirim semuanya ke rumah saya. Ini alamatnya," pinta
Sheik itu sambil memberikan kartu namanya.
"Tapi ukuranya tidak sama, Pak. Bermacam-macam."
"Jangan kuatir, perempuannya juga bermacam-macam." sahut si
Sheik.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Toilet Pesawat

Seorang pria yang sedang mengadakan perjalanan dengan pesawat terbang, tiba-tiba ingin buang air. Akan tetapi setiap kali ia pergi ke toilet, selalu saja toilet itu terisi. Seorang pramugari melihat keadaan ini, ia lalu menganjurkan pria tadi untuk menggunakan toliet wanita dengan catatan tidak menekan tombol-tombol yang ada di dekat toliet tersebut. Ternyata tombol-tombol itu memang ada didekat tissue, pada tombol-tombol itu tertulis huruf "WW" ."WA".."PP". ."ATR"...

Karena penasaran, pria tadi tidak mengindahkan pesan sang pramugari dan mencoba untuk menekan tombol-tombol itu. Dengan hati-hati ia menekan tombol "WW" dan seketika air hangat menyemprot pantatnya... dalam hati ia berkata "Oh rupanya tombol ini berarti Warm Water (air hangat...) untuk cebok.....wah enak ya perempuan kalau ke toliet"

Karena ia masih penasaran, lalu ia mencoba menekan tombol "WA"....dan seketika bertiuplah udara hangat (Warm Air) untuk mengeringkan pantatnya yang basah....."Aha. .." ia berpikir "Tidak heran kalau perempuan betah berlama-lama didalam toilet dengan pelayanan seperti ini...!!":

Lalu ia menekan tombol "PP" dengan sangat berhati-hati sambil meng-antisipasi kemungkinan yang akan terjadi. Sebuah bantalan bedak (Powder Puff) keluar dari samping lalu membedaki pantatnya yang sudah kering dengan bedak halus..... "Man...this is great sangat hebat pelayanan seperti ini !!!" ia berkata dalam hati...kemudian ia ia menekan tombol "ATR". Tahu-tahu ia bangun dan tersadar di sebuah kamar rumah sakit dan ditangannya telah menempel selang infus...ia sangat heran..lalu ia bertanya kepada perawat yang sedang bertugas..ia menerangkan bahwa yang ia ingat adalah ia sedang berada didalam toilet wanita di dalam pesawat.

Sang perawat kemudian menjelaskan. ."Ya...anda pasti sedang menikmati pelayanan dipesawat yang ditujukan untuk perempuan... sampai ketika anda menekan tombol ATR yang artinya adalah Automatic Tampon Removal (pelepas pembalut otomatis)... ..dan buah zakar anda tertarik oleh alat itu...."
Apaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaa. ......... ......... .
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada supirnya

Malam ini udara dingin sekali. Dua hari lagi hari raya Imlek akan tiba. Vivin yang sedang berdiri di halte, mengusap-usap telapak tangannya untuk mengusir dingin. Sayup-sayup terdengar suara burung hantu di kejauhan. Vivin mengutuk bossnya dalam hati, karena memaksanya berangkat pada jam yang sangat tidak menyenangkan ini. Vivin ditugaskan untuk mengantarkan sebuah paket ke sebuah gudang tua di ujung kota . Perjalanan ke sana memerlukan waktu sekitar setengah jam, dan satu-satunya jenis angkutan umum yang tersedia adalah bis bertingkat yang sudah tua dan jalannya lambat.

Setelah menunggu lama, akhirnya bis itu muncul. Vivin pun naik. Hanya ada beberapa penumpang saja yang terlihat. Vivin terus melangkah menuju tangga karena dia memutuskan untuk duduk di tingkat atas saja. Tetapi langkahnya dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.". Vivin terkejut. Dia pernah mendengar kisah-kisah menyeramkan tentang bis bertingkat seperti yang pernah diceritakan teman-temannya. Karena merasa ngeri, Vivin pun mengurungkan niatnya untuk naik ke atas. Setelah memilih sebuah bangku yang agak jauh, Vivin duduk sambil membayangkan hal-hal yang mengerikan yang mungkin terjadi.

Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui. Vivin telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di sebuah halte. Vivin turun sambil menarik nafas lega, sementara bis itu kembali melanjutkan perjalanannya. Keesokan malamnya, satu malam sebelum malam Imlek, Vivin kembali ditugaskan bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Vivin pun kembali berangkat menuju halte. Bis yang sama dengan bis yang kemarin muncul lagi. Vivin naik. Penumpang bis yang terlihat hanya beberapa orang saja. Vivin lalu berjalan menuju tangga. Tetapi di sana Vivin kembali dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek yang sama dengan yang kemarin.

Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.". Vivin teringat dengan pengalamannya kemarin. Ia merasa takut dan memilih untuk duduk di sebuah bangku yang agak jauh dari tangga. Setelah 30 menit, bis bertingkat itu akhirnya berhenti di halte tempat tujuan Vivin. Vivin turun dengan perasaan lega. Dan bis itu pun melanjutkan perjalanan kembali. Keesokan harinya, tepat pada malam Imlek, Vivin kembali diberi tugas oleh bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama dengan sebelumnya. Vivin menunggu bis di halte sambil melihat ke sekelillingnya. Suasana kota terlihat meriah. Lampion dan hiasan berwarna warni menghiasi sudut-sudut jalan. Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang, Vivin naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin. Vivin melihat ke arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan yang kemarin terlihat duduk di situ. Vivin lalu mendekati nenek keriput itu. Sebelum nenek itu berkata apa-apa, Vivin mendahuluinya, "Nek, apapun yang akan Nenek katakan, saya tetap akan naik dan duduk di atas. Malam ini adalah malam Imlek dan suasana kota begitu meriahnya, saya tidak takut akan sesuatupun." . Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Vivin lalu naik ke atas. Tidak ada penumpang satu orang pun di atas. Vivin memilih untuk duduk di dekat jendela, dan menunggu dengan perasaan tegang. Tetapi hingga 30 menit berlalu, tidak terjadi apa-apa. Akhirnya Vivin sampai di tempat tujuan, dan bis itu berhenti di sebuah halte. Vivin turun dari tingkat atas dan mencari si nenek keriput di dekat tangga.
Setelah bertemu, lalu Vivin bertanya, "Nek, kenapa sih, Nenek melarang penumpang untuk naik ke atas? Saya sudah mencoba sendiri, ternyata di atas tidak ada apa-apa yang membahayakan. Sebenarnya ada apa sih, nek?".
Sambil menunjukkan jarinya ke atas, nenek keriput itu menjawab, "Di atas berbahaya, nak. Tidak ada supirnya.".
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kehebatan Orang Yogya

Saya punya pengalaman tentang kehebatan orang Yogya. Sewaktu kami
serombongan peninjau keraton Yogya, kami melihat seorang kusir delman
tua sedang jongkok baru membersihkan kotoran kudanya, karena saya
tidak pakai arloji, saya iseng tanya sama pak tua itu, "Pak sekarang
pukul berapa?"

Dengan santainya ia pegang biji kemaluan kudanya lalu digeser sedikit
ke kiri lalu ia menjawab "Sekarang pukul setengah dua belas siang".

Sambil nyengir dan tertawa setengah tidak percaya saya kembali ke
rombongan dan bertanya jam pada salah satu rekan, ternyata benar saat
itu jam setengah dua belas. Wah hebat benar orang itu pikir saya,
masak hanya dengan menggoyang biji kemaluan kuda dia tahu waktu.

Saya lantas cerita kepada rombongan dan kita beramai-ramai kembali ke
bapak kusir tadi karena penasaran. Sebelum bertanya kami melihat jam
saat itu pukul 12.00. "Sekarang jam berapa ya pak?" tanya kami.

Kusir itu kembali memegang biji kemaluan kudanya lalu digeser sedikit
dan dia bilang,

"Sekarang jam 12 pas", spontan saat itu kami kaget dan langsung
bertanya,

"Wah bapak hebat hanya dengan pegang biji kemaluan kuda terus digeser
sedikit bapak bisa tahu waktu?"

Dia menjawab "Lha kepiye to mas...apa mas ndak tau di sana kan ada
jam gede, dari sini ketutupan biji kemaluan kuda saya, makanya waktu
mas nanya saya mesti menggeser anu kuda saya biar kelihatan jam
berapa..."

No comments: