Jl. Arlington Avenue, jalan raya di Washington DC itu tak seperti
biasanya, Macet!. Aku yang kala itu terjebak di dalamnya hanya berpikir
dan heran ternyata di Amerika juga penuh kemacetan.
Tak lama ada bule ngetuk kaca mobil yang kukendarai, kubuka kaca sambil
bertanya dengan Bahasa Inggris-Sunda, "Ada apa, koq macet?"
"Presiden Bush diculik teroris!. Terorisnya minta tebusan satu milyar
dollar, jika tidak, Presiden Bush mau disiram bensin terus dibakar!"
"Lantas, tugas Anda?," tanyaku.
"Tugas saya adalah mengumpulkan sumbangan dari tiap mobil yang lewat....," jawab orang tersebut.
"Berapa saya harus menyumbang?," Kataku yang bingung dengan jumlah sumbangan yang harus kuberikan.
"Terserah, seikhlasnya, but the others ada yang ngasih 5 liter, 7 liter, bahkan 10 liter bensin...."
biasanya, Macet!. Aku yang kala itu terjebak di dalamnya hanya berpikir
dan heran ternyata di Amerika juga penuh kemacetan.
Tak lama ada bule ngetuk kaca mobil yang kukendarai, kubuka kaca sambil
bertanya dengan Bahasa Inggris-Sunda, "Ada apa, koq macet?"
"Presiden Bush diculik teroris!. Terorisnya minta tebusan satu milyar
dollar, jika tidak, Presiden Bush mau disiram bensin terus dibakar!"
"Lantas, tugas Anda?," tanyaku.
"Tugas saya adalah mengumpulkan sumbangan dari tiap mobil yang lewat....," jawab orang tersebut.
"Berapa saya harus menyumbang?," Kataku yang bingung dengan jumlah sumbangan yang harus kuberikan.
"Terserah, seikhlasnya, but the others ada yang ngasih 5 liter, 7 liter, bahkan 10 liter bensin...."
No comments:
Post a Comment