Seekor macan tutul bersedih. Ia kehilangan warna kulitnya yang indah itu.
Padahal bintang film holiwud pun suka dia punya motif. Apa boleh buat, aku harus cari seluruh pelosok dihutan ini, siapa yang curi warna kulitku.
"He gajah, siapa yang curi warna kulitku?" tanyanya ke gajah.
"Kuberitahu kau siapa, tapi, cium dulu pantatku" jawab gajah. Sang macan yang biasanya jadi raja hutan, terpaksa cium pantat gajah hanya untuk informasi yang sangat ia perlukan ini.
"Tul, yang tahu siapa pencuri warna kau itu adalah si musang! Tanya aja dia" kata gajah.
Si macan pun terpaksa cari musang. Waktu ketemu, ditanyanya si musang, "mas musang, siapa yang curi warnaku?".
"Kuberi tahu kau siapa, tapi, cium dulu pantatku" jawab musang. Terpaksa sekali lagi, sang macan cium pantat musang, demi informasi yang amat penting ini.
"Tul, yang tahu siapa pencuri warna kau itu adalah si kancil! Tanya aja dia" ujar musang kemudian.
Terpaksa lagi si macan tutul mencari kancil. Demi informasi yang amat penting ini. Tapi, lagi-lagi untuk mendapat informasi yang berantai ini ia harus cium pantat si pemberi informasi. Setelah kancil, berturut-turut monyet, lantas landak, rusa, anoa, tapir, sapi, kambing, ayam, bebek, sampai akhir nya sampailah ia ke bongkibong.
Pengen tahu binatang apa bongkibong itu?
Cium dulu pantatku..
No comments:
Post a Comment