Kesal karena sebuah Bank dibuka disudut jalan kampungnya di Tarutung tanpa ngomong-ngomong. Niatan usil muncul dibenak Tigor. Dikumpulkannyalah teman-temannya, si Joner, Togap dan Bonar.
"Kurang azar betul itu Bank, masak operasi dikampung awak tanpa nawarin kerza kita-kita" keluh si Joner keteman-temannya. Rupanya keluhan ini membakar teman-temannya, dan direncanakanlah pembobolan Bank disudut jalan itu. Pembagian tugaspun diaturlah, dan pada hari "H" , malam hari, dimulailah operasi tsb. Singkat cerita, setelah membobol lantai Bank dari gorong-gorong dibawah trotoir, masuklah mereka berempat kedalam Bank. Dasar orang udik, melihat Bank pun baru pertama kali inilah mereka. Apa yang terlihat didalam Bank adalah jajaran lemari es.
"...lho kok lemari es bang?" tanya si Bonar.
"Iya lah ...itu kan tempat simpan uang" sahut si Tigor.
Maka dibukalah sebuah lemari es.
"Wah isinya bubur bang" kata si Togap bersemangat.
"Kita makan dulu lah bang" sambungnya.
Maka makan lah mereka berempat. Begitu pula lemari es selanjutnya. Bubur isinya ... dan mereka makan ramai-ramai. Setelah makan bermangkuk-mangkuk bubur, tanpa mendapatkan uang sepeserpun, hari mulai menjelang pagi dan mereka harus segera meninggalkan bank sebelum ketahuan. Begitu sampai diluar si Tigor menyumpah
" Bank apa itu bah, ...tak ada uangnya, bubur saza yang disimpannya".
Sesampai diseberang jalan dilihatnyalah papan nama bank itu:
"BANK SPERMA",
huuueeiiiik ... hooouuuuiiiieeekkk ... muntah-muntahlah mereka.
No comments:
Post a Comment