Pada sore hari setelah hujan turun, mbah Darmo mancing di selokan sungai kecil dekat warung/tepatnya di depan warung mpok Wati. Sambil duduk, mbah Darmo merokok lintingan tembakau yang ia bikin sendiri. Mbah Darmo begitu konsentrasi sama mancingnya sambil sekali-kali membetulkan posisi sarungnya dan duduk jongkok memegang pancingnya.
Lha orang-orang yang berada di warung mpok Wati melihat mbah Darmo sambil bergunjing, ada yang merasa kasihan, ada yang tertawa terpingkal-pingkal lihat mbah Darmo, ada yang mengira mbah Darmo gila, bahkan ada yang cuek bebek aja.
Tidak lama kemudian, bu Toni lewat dan dia memang mau beli makan di warung mpok Wati. Melihat mbah Darmo yang begitu serius dan mengharapkan ikan bisa dipancing, bu Toni menjadi tidak tega melihat mbah Darmo. Pikir bu Toni (”masak di selokan kecil kayak gitu ada ikannya”).
Bu Toni langsung menghampiri mbah Darmo, dan menawarkan untuk mentraktir makan mbah Darmo. ”Mbah, ayo ikut saya makan, sudahlah saya bayari, gratiss-tis!”,kata bu Toni.
Pertama kali mbah Darmo tidak mau menerima tawaran traktiran dari bu Toni (jaim gitu loh....), malu-malu,........., tapi lama-lama mbah Darmo mau juga ditraktir makan.
Nah, di warung mpok Wati,.... “ mbah, pilih menu apa saja boleh, sesuka mbah aja, jangan khawatir, nanti saya bayari....” kata bu Toni.
Selanjutnya setelah makan, dan mbah Darmo sudah kenyang, bu Toni ajak ngobrol lagi mbah Darmo.
”Mbah, mancing di selokan tadi apa ada ikannya?, lha,,,,......selokannya khan kecil dan itu airnya dari buangan cucian dari rumah-rumah, apa mungkin ada ikannya? Tanya bu Toni penasaran.”
”iYa ada donk bu!!!”, jawab mbah Darmo.Lha kalau gak ada, ngapain saya belain lama-lama duduk sambil mancing ?’’’’’’,jawab mbah Darmo mantap”.
”ah, yang bener mbah, sudah dapat ikan berapa dari tadi ?????????”, tanya bu Toni penasaran.
”Bu Toni yang ke lima...............”
No comments:
Post a Comment